Direktur Utama PT Megapolitan developments Tbk Lora Melani Lowas Barak Rimba (tengah), bersama Komisaris Utama PT Megapolitan developments Tbk Sudjono Barak Rimba (dua dari kanan), serta jajaran direksi (ki-ka): Fanny S Sutanto, Barbara Barak Rimba, dan Abraham S Budiman (kanan), saat topping off apartemen Cinere Bellevue, Jakarta, Selasa (20/5). Bangunan yang berdiri di atas tanah seluas 16.722 meter persegi ini memiliki luas bangunan mencapai 10 ribu meter persegi. Pembangunan Cinere Bellevue Suites ini menghabiskan dana sebesar Rp500 miliar untuk investasi awalnya dan dari 1.080 bangunan apartemen, semuanya sudah laku terjual sebelum topping off ini dilakukan.
Direktur Utama PT Megapolitan developments Tbk Lora Melani Lowas Barak Rimba (tengah), bersama Komisaris Utama PT Megapolitan developments Tbk Sudjono Barak Rimba (dua dari kanan), serta jajaran direksi (ki-ka): Fanny S Sutanto, Barbara Barak Rimba, dan Abraham S Budiman (kanan), saat topping off apartemen Cinere Bellevue, Jakarta, Selasa (20/5). Bangunan yang berdiri di atas tanah seluas 16.722 meter persegi ini memiliki luas bangunan mencapai 10 ribu meter persegi. Pembangunan Cinere Bellevue Suites ini menghabiskan dana sebesar Rp500 miliar untuk investasi awalnya dan dari 1.080 bangunan apartemen, semuanya sudah laku terjual sebelum topping off ini dilakukan. (sumber: Beritasatu Photo/David Gita Roza)
Jakarta - Pengembang properti PT Megapolitan Development Tbk berencana memulai pembangunan proyek properti terpadu (mixed use) kota mandiri Megapolitan Sentul City, Bogor, Jawa Barat pada tahun 2015. Proyek diatas lahan seluas 200 hektare (ha) lebih ini terdiri atas perumahan tapak, apartemen, area komersial, mal, sarana pendidikan, rumah sakit, dan fasilitas lainnya.
"Lahan di Bogor yang kami miliki sekitar 200 hektare rencananya akan dibangun kota mandiri yang lengkap. Kami targetkan tahun depan sudah bisa diluncurkan," kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Megapolitan Developments Tbk Fanny Setiati Sutanto, di Jakarta, Selasa (1/7).
Fanny mengatakan, untuk membangun proyek tersebut, tentu saja membutuhkan dana yang cukup besar. Karena itu, kata dia, pihaknya masih melakukan kajian beberapa sumber pendanaan untuk proyek tersebut.
"Tahun depan rencananya akan kami rilis perkiraan nilai investasi untuk membangun kota mandiri itu," ujarnya.
Sebelumnya, perseroan sempat melansir bahwa nilai proyek kota mandiri ini mencapai Rp 10 triliun. Sedangkan proyeknya akan dikembangkan dalam kurun waktu tujuh tahun.
Manajemen Megapolitan juga berencana menambah cadangan lahan (land bank) untuk membangun kota mandiri tersebut. Untuk itu, Megapolitan berencana menambah lahan berkisar 30-50 ha.
"Ada rencana penambahan land bank di Bogor. Biayanya masih kami hitung karena harga lahan di kawasan itu berbeda-beda. Ada yang Rp1 juta/meter persegi ada pula yang mencapai Rp 1,5 juta/meter persegi,” katanya.
Menurut dia, untuk tahun ini pihaknya menyediakan belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp 800 miliar. Dari modal tersebut, katanya, sebagian untuk menambah cadangan lahan.
Fanny menjelaskan, hingga saat ini, prosesnya masih dalam tahap pembicaraan dengan pihak pemilik tanah. Bila perusahaan berhasil melakukan aksi ini, ujar dia, bukan tidak mungkin jumlah land bank secara keseluruhan akan menjadi 680 hingga 700 ha.
Dari total land bank tersebut, sekitar 350 ha merupakan lahan yang sudah dikembangkan, sehingga perseroan masih memiliki sisa lahan sekitar 300 ha yang dapat dikembangkan menjadi produk properti yang positif.
"Inginnya mencari lahan di Jakarta, tetapi kan sangat sulit, ya paling daerah sekitarnya saja," kata dia.

Penulis: IMM/FER
Sumber: Investor Daily